Modal manusia
menyumbang langsung pada penciptaan kekayaan nasional. Semakin tinggi rata-rata
tingkat ketrampilan dan pengetahuan, semakin mudah bagi individu dalam usia
bekerja untuk mengerti, menerapkan dan mendapatkan hasil dari kemajuan teknik
dan akhirnya semakin tinggi standar hidup bangsa.
Suatu bangsa harus
menanamkan modal dalam pendidikan massal serta lebih menyeragamkan materi yang
diajarkan. Cina dan India merupakan contoh yang baik dari sistem-sistem
pendidikan yang berbeda. Sementara Cina mengubah sistem pendidikannya dari
penitikberatan pada lulus ujian agar dapat memasuki universitas elit ke
pendidikan massal, India masih tetap mempertahankan sistem pendidikan yang sama
dengan hanya kalangan elit yang dapat mengecap pendidikan yang lebih baik.
Sistem pendidikan India tidak hanya menghalangi kinerja pembangunan
kekayaan bangsa tetapi juga memperdalam ketimpangan distribusi kekayaan, yang
akan membawa banyak konflik dan ketegangan internasional.
Di beberapa
Negara---umpamanya Thailand---sistem pendidikan yang ada tidak mendukung
strategi pembangunan ekonomi suatu bangsa tersebut untuk jangka panjang.
Negara-negara yang mengejar industrialisasi pasti membutuhkan lebih banyak
ilmuwan dan insinyur. Namun lebih banyak mahasiswa yang memilih pendidikan ilmu
pengetahuan sosial yang menyebabkan Negara harus mengimpor bantuan sains dan
rekayasa dari luar negeri.
****Sumber : The
Marketing of Nation; Philip Kotler, Somkid Jatusripitak, Suvit Maesincee; PT
Prenhallindo;1997